Minggu, 13 Januari 2013

Tugas Teori Organisasi Umum 1 Pertemuan 4



A. Pendahuluan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan. Mempunyai visi dan misi yang jelas di dalam kemajuan organisasi, bisa memanage dan fokus di dalam mengemban dan mengembangkan organisasinya.

Seorang pemimpin organisasi juga mempunyai tipe-tipe dalam kepemimpinannya,  yaitu : Tipe Otokratik, Tipe Paternalistik, Tipe Kharismatik, Tipe Laissez Faire, dan Tipe Demokratik. Disamping itu, pemimpin organisasi juga memiliki gaya-gaya kepemimpinan, seperti Visioner, Pembimbing, Demokratis, Pemersatu, Otoriter, dan Pemercepatan.

Dibalik gaya-gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi , juga ada yang mengatakan teori-teori yang dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh orang-orang mempelajari kriteria-kriteria yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Diantaranya adalah: Teori Genetic, Teori Sosial, dan Teori Ekologis.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menganalisa seorang tokoh nasional yang pernah menjabat sebagai Presiden di negara tercintai ini, yaitu Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih di kenal dengan BJ. Habibie.

B. Pembahasan

Siapa tak kenal Prof. Dr.-Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie? Dialah salah satu tokoh kebanggaan Indonesia. Kelahiran Parepare, 25 Juni 1936 ini berkuliah di Jerman, menekuni bidang Teknik, hingga mendapat gelar Doktor.

BJ. Habibie berhasil menemukan teori tentang pesawat yang sangat berguna bagi dunia hingga sekarang. Teori tersebut dikenal dengan istilah Habibie Factor, Habibie Theorem, dan Habibie Method. Teori ini berhubungan dengan keretakan konstruksi pesawat terbang. Cara kerjanya yaitu dengan cara meninggikan faktor keselamatannya (SF). Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kekuatan bahan konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya. Akibatnya, material yang diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik crack bisa dihitung maka derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material sayap dan badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi, aluminium makin dominan dalam bodi pesawat terbang.

Faktor Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan angka penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan material komposit ke dalam tubuh pesawat. Namun pengurangan berat ini tak membuat maksimum take off weight-nya (total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut merosot. Dengan begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya jelajahnya makin jauh. Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa ditingkatkan.
Tak heran, berbagai perusahaan ternama internasional ingin mempekerjakan B.J Habibie. Begitupula dengan pemerintah negara lain.

Namun, suami dari alm. Hasri Ainun Besari ini tetap dan selalu memilih bangsanya. Ia diminta kembali ke Indonesia di tahun 1974 oleh pemerintah dan diberi tanggung jawab mengembangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). B.J. Habibie juga dipercaya mengepalai bidang riset dan teknologi (sebagai Menristek). Bertahun-tahun kemudian, Indonesia pun berhasil membuat pesawat.

B.J Habibie sempat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) selama puluhan tahun, sebelum menjadi Wakil Presiden dan akhirnya diangkat menjadi Presiden RI yang ketiga pada tahun 1998 (menggantikan Soeharto).

Menjadi presiden bukan karena keinginannya. Hanya karena kondisi sehingga ia jadi presiden. Orang yang cerdas tapi terlalu lugu dalam politik. Karena ingin terlihat bagus, ia membuat blunder dalam masalah timor timur.

Presiden B.J Habibie memiliki tipe kepemimpinan yang Demokratis. Pada masa pemerintahan B.J Habibie ini, kebebasan pers dibuka lebar-lebar sehingga melahirkan demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu pula peraturan-peraturan perundang-undangan banyak dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Habibie sangat terbuka dalam berbicara tetapi tidak pandai dalam mendengar, akrab dalam bergaul, tetapi tidak jarang eksplosif. Sangat detailis, suka uji coba tapi tetapi kurang tekun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam penyelengaraan Negara, Habibie pada dasarnya seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama di dunia barat.

Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi, tanpa mau memikirkan risikonya. Tatkala Habibie dalam situasi penuh emosional, ia cenderung bertindak atau mengambil keputusan secara cepat. Seolah ia kehilangan kesabaran untuk menurunkan amarahnya. Bertindak cepat, rupanya, salah satu solusi untuk menurunkan tensinya. Karakteristik ini diilustrasikan dengan kisah lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Habibie digambarkan sebagai pribadi yang terbuka, namun terkesan mau menang sendiri dalam berwacana dan alergi terhadap kritik

Hingga kini, B.J. Habibie masih sangat aktif di bidang sosial dan pendidikan. Diantaranya melalui The Habibie Center, lembaga non-profit kemasyarakatan yang didirikannya.



C. Kesimpulan

Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan B.J Habibie memiliki tipe kepemimpinan yang demokratik, dengan gaya kepemimpinan yang demokratis. Hal tersebut dapat dilihat pada masa pemerintahannya. B.J Habibie memberi kebebasan pers selebar-lebarnya sehingga melahirkan demokratisasi yang lebih besar. B.J Habibie termasuk ke dalam Teori Sosial dimana setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu. Hal tersebut terlihat dari diangkatnya B.J Habibie menjadi seorang presiden menggantikan Presiden Soeharto pada tahun 1998, dimana ia diangkat setelah sukses menemukan suatu teori yang dikenal dengan Faktor Habibie, dimana teori tersebut berhubungan dengan pesawat terbang yang berguna bagi dunia penerbangan hingga saat ini.

D. Daftar Pustaka






Tidak ada komentar:

Posting Komentar