A. Pendahuluan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok
yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan. Mempunyai visi dan misi yang jelas
di dalam kemajuan organisasi, bisa memanage dan fokus di dalam mengemban dan
mengembangkan organisasinya.
Seorang pemimpin organisasi juga mempunyai tipe-tipe dalam kepemimpinannya, yaitu : Tipe Otokratik, Tipe Paternalistik,
Tipe Kharismatik, Tipe Laissez Faire, dan Tipe Demokratik. Disamping itu,
pemimpin organisasi juga memiliki gaya-gaya kepemimpinan, seperti Visioner,
Pembimbing, Demokratis, Pemersatu, Otoriter, dan Pemercepatan.
Dibalik gaya-gaya kepemimpinan
dalam suatu organisasi , juga ada yang mengatakan teori-teori yang dilihat dari
hasil survey yang dilakukan oleh orang-orang mempelajari kriteria-kriteria yang
dilakukan oleh seorang pemimpin. Diantaranya adalah: Teori Genetic, Teori Sosial, dan Teori Ekologis.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menganalisa seorang tokoh nasional yang
pernah menjabat sebagai Presiden di negara tercintai ini, yaitu Bacharuddin
Jusuf Habibie atau lebih di kenal dengan BJ. Habibie.
B. Pembahasan
Siapa tak kenal Prof. Dr.-Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie?
Dialah salah satu tokoh kebanggaan Indonesia. Kelahiran Parepare, 25 Juni 1936
ini berkuliah di Jerman, menekuni bidang Teknik, hingga mendapat gelar Doktor.
BJ. Habibie berhasil menemukan teori tentang pesawat yang sangat berguna
bagi dunia hingga sekarang. Teori tersebut dikenal dengan istilah Habibie
Factor, Habibie Theorem, dan Habibie Method. Teori ini berhubungan dengan
keretakan konstruksi pesawat terbang. Cara kerjanya yaitu dengan cara
meninggikan faktor keselamatannya (SF). Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
kekuatan bahan konstruksi jauh di atas angka kebutuhan teoritisnya. Akibatnya,
material yang diperlukan lebih berat. Untuk pesawat terbang, material aluminium
dikombinasikan dengan baja. Namun setelah titik crack bisa dihitung maka
derajat SF bisa diturunkan. Misalnya dengan memilih campuran material sayap dan
badan pesawat yang lebih ringan. Porsi baja dikurangi, aluminium makin dominan
dalam bodi pesawat terbang.
Faktor Habibie bisa meringankan operating empty weight (bobot pesawat tanpa
berat penumpang dan bahan bakar) hingga 10% dari bobot sebelumnya. Bahkan angka
penurunan ini bisa mencapai 25% setelah Habibie menyusupkan material komposit
ke dalam tubuh pesawat. Namun pengurangan berat ini tak membuat maksimum take
off weight-nya (total bobot pesawat ditambah penumpang dan bahan bakar) ikut
merosot. Dengan begitu, secara umum daya angkut pesawat meningkat dan daya
jelajahnya makin jauh. Sehingga secara ekonomi, kinerja pesawat bisa
ditingkatkan.
Tak heran, berbagai perusahaan ternama internasional ingin mempekerjakan
B.J Habibie. Begitupula dengan pemerintah negara lain.
Namun, suami dari alm. Hasri Ainun Besari ini tetap dan selalu memilih
bangsanya. Ia diminta kembali ke Indonesia di tahun 1974 oleh pemerintah dan
diberi tanggung jawab mengembangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
B.J. Habibie juga dipercaya mengepalai bidang riset dan teknologi (sebagai
Menristek). Bertahun-tahun kemudian, Indonesia pun berhasil membuat pesawat.
B.J Habibie sempat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)
selama puluhan tahun, sebelum menjadi Wakil Presiden dan akhirnya diangkat
menjadi Presiden RI yang ketiga pada tahun 1998 (menggantikan Soeharto).
Menjadi presiden bukan karena keinginannya. Hanya karena kondisi sehingga
ia jadi presiden. Orang yang cerdas tapi terlalu lugu dalam politik. Karena
ingin terlihat bagus, ia membuat blunder dalam masalah timor timur.
Presiden B.J Habibie memiliki tipe kepemimpinan yang Demokratis. Pada masa
pemerintahan B.J Habibie ini, kebebasan pers dibuka lebar-lebar sehingga
melahirkan demokratisasi yang lebih besar. Pada saat itu pula
peraturan-peraturan perundang-undangan banyak dibuat. Pertumbuhan ekonomi cukup
tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Habibie sangat terbuka dalam
berbicara tetapi tidak pandai dalam mendengar, akrab dalam bergaul, tetapi tidak
jarang eksplosif. Sangat detailis, suka uji coba tapi tetapi kurang tekun dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam penyelengaraan Negara, Habibie pada
dasarnya seorang liberal karena kehidupan dan pendidikan yang lama di dunia
barat.
Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi, tanpa
mau memikirkan risikonya. Tatkala Habibie dalam situasi penuh emosional, ia
cenderung bertindak atau mengambil keputusan secara cepat. Seolah ia kehilangan
kesabaran untuk menurunkan amarahnya. Bertindak cepat, rupanya, salah satu
solusi untuk menurunkan tensinya. Karakteristik ini diilustrasikan dengan kisah
lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Habibie digambarkan sebagai pribadi yang
terbuka, namun terkesan mau menang sendiri dalam berwacana dan alergi terhadap
kritik
Hingga kini, B.J. Habibie masih sangat aktif di bidang sosial dan
pendidikan. Diantaranya melalui The Habibie Center, lembaga non-profit
kemasyarakatan yang didirikannya.
C. Kesimpulan
Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan B.J Habibie
memiliki tipe kepemimpinan yang demokratik, dengan gaya kepemimpinan yang
demokratis. Hal tersebut dapat dilihat pada masa pemerintahannya. B.J Habibie
memberi kebebasan pers selebar-lebarnya sehingga melahirkan demokratisasi yang
lebih besar. B.J Habibie termasuk ke dalam Teori Sosial dimana setiap
orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan
untuk itu. Hal tersebut
terlihat dari diangkatnya B.J Habibie menjadi seorang presiden menggantikan
Presiden Soeharto pada tahun 1998, dimana ia diangkat setelah sukses menemukan
suatu teori yang dikenal dengan Faktor Habibie, dimana teori tersebut
berhubungan dengan pesawat terbang yang berguna bagi dunia penerbangan hingga
saat ini.
D. Daftar Pustaka