Cerpen : Pemuda Baik Hati dan Kucing Ajaib
Pada suatu hari disebuah desa, hiduplah
seorang pemuda miskin pencari kayu bakar. Pemuda ini hidup disebuah gubuk kecil
dipinggiran kota. Pemuda ini hanya hidup sebatang kara, tidak memiliki orangtua
dan sanak saudara. Sejak kecil dia telah ditinggal mati oleh kedua orangtuanya.
Setelah orangtuanya meninggal, dia dirawat oleh neneknya. Namun ketika beranjak
7 tahun, neneknya pun meninggal mengikuti jejak kedua orangtuanya. Sejak saat
itu dia mulai merasakan kesepian di dalam hidupnya.
Setiap harinya dia bekerja mencari kayu
bakar di hutan desa seberang. Dia mencari kayu bakar untuk dijual dipasar guna
menghidupi kehidupannya. Hasil dari penjualan kayu bakarnya pun kadang-kadang
tidak mampu mencukupi kehidupannya. Terkadang dia makan 2 hari sekali karena
tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli makanan. Sungguh malang nasib
pemuda ini.
Suatu pagi yang cerah saat dia sedang
mencari kayu bakar, dia mendengar suara seekor kucing dibalik semak belukar. Dia
pun mencari sumber suara kucing tersebut. Alangkah terkejutnya dia melihat
keadaan si Kucing. Kucing tersebut mengalami luka-luka disekujur tubuhnya.
Pemuda ini merasa iba dengan kucing tersebut. Kemudian dia membawanya pulang ke
rumah. Dia memberi obat si Kucing dengan obat yang diracik dari campuran
tanaman-tanaman. Hari telah beranjak malam, pemuda itupun istirahat karena
besok pagi akan mencari kayu bakar lagi.
Keesokan harinya, pemuda itu kembali
mencari kayu bakar. Si kucing pun ditinggal di rumahnya. Tak lupa sebelum dia
pergi memberi minum dan makan si kucing. Pada hari itu, pencarian kayu bakar
melimpah ruah. Hal ini membuat si pemuda sangat gembira, tidak seperti biasanya
yang hanya memperoleh kayu bakar sedikit. Kemudian dia menuju pasar untuk
menjual hasil dari kayu bakarnya. Hasil penjualannya pun begitu besar, membuat
si pemuda sumringah. Diperjalanan pulang ia membeli makanan untuk dirinya.
Tidak lupa pula membelikan ikan untuk si kucing.
Sesampainya dia dirumah, alangkah
terkejutnya dia ketika melihat gubuknya yang tadinya berantakan menjadi rapi. Si
kucing pun tidak berada di tempat yang semestinya. Dia pun mencari-cari
keberadaan si kucing disekitar gubuknya. Si pemuda begitu terkejut melihat si
kucing yang sudah sehat dan mampu berlari-lari di belakang gubuknya. Goresan
lukanya pun hilang tak berbekas. Si pemuda merasa terheran-heran dibuatnya.
Kemudian dia menggendong dan memberi makan
si kucing. Begitu lahapnya si kucing menyantap ikan yang dibeli pemuda
tersebut. Pemuda pun tersenyum kecil melihat itu semua. Hal aneh pun kembali
terjadi, ketika si kucing mampu berbicara layaknya seorang manusia. Si kucing
mengucapkan banyak terima kasih kepada pemuda tersebut karena merawat dan
mengobati. Keanehan tidak hanya sampai disitu, si kucing pun berubah menjadi
sosok seorang wanita yang cantik jelita. Hal ini membuat pemuda tersebut
terperangah dan sangat kaget. Dia tidak menyangka kucing yang dia obati
tersebut mampu berbicara layaknya manusia dan berubah menjadi seorang wanita.
Wanita itu berkata kepada si pemuda bahwa
jangan takut kepadanya, karena dia tidak akan menyakiti, justru ingin menolong
pemuda tersebut. Disulaplah gubuk tua tersebut menjadi sebuah rumah yang mewah
dan asri. Tidak sampai disitu, di dalamnya pun dilengkapi dengan berbagai
peralatan yang super lengkap. Mulai dari peralatan elektronik, peralatan dapur,
tempat tidur, bahkan sampai ke meja makanan. Wanita itu menyediakan berbagai
hidangan lezat yang selama ini tidak pernah dicicipi si pemuda. Si Pemuda pun
hanya bisa terdiam dan takjub akan semua yang terjadi. Dia merasa ini semua
hanyalah sebuah ilusinasi semata. Namun setelah meyakini ini semua, dia sadar
ini adalah suatu kenyataan dan bukan mimpi. Berbinar-binar lah mata si pemuda
tersebut. Pemuda tersebut mengucapkan banyak terima kasih kepada wanita
tersebut karena telah mengubah hidupnya yang tadi miskin menjadi serba
berkecukupan. Akhirnya, pemuda tersebut tidak lagi hidup sebatang kara. Pemuda
tersebut hidup bahagia bersama si Wanita yang tadinya seekor kucing yang dia
obati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar