KONVENSI
NASKAH
Definisi dasar dari Kovensi adalah permufakatan atau kesepakatan, Kebiasaan
atau memiliki sebuah Aturan. Dijadikan Pedoman atau Acuan dan menjadi aturan
khusus yang lazim dipergunakan.sedangkan Definisi dasar dari Naskah merupakan
karangan yg masih ditulis deng an tangan. Diartikan juga sebagai Skenario atau Manuskrip.
Dalam pembuatan naskah yang baik
tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap sebelumnya, beserta
perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian. Perincian dari kerangka
karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub bab. Dari bab-bab dan
sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran atau gagasan utama dalam
sebuah paragraf atau alinea.
Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita
harus memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat
sedemikian rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.
Namun, ada hal yang lebih penting dari
semua hal yang telah diuraikan di atas. Sebuah karangan juga menuntut suatu
persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah
dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik.
Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan
yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan.
Dari segi persyaratan formal ini, dapat
dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal.Yang
dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah
karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk
sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang
harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian
pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah
Karangan:
A.
Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul
Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman
Judul
c. Halaman
Persembahan (kalau ada)
d. Halaman
Pengesahan (kalau ada)
e. Kata
Pengantar
f. Daftar
Isi
g. Daftar
Gambar (kalau ada)
h. Daftar
Tabel (kalau ada)
B.
Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh
Karangan
c. Kesimpulan
C.
Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar
Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran
(Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat
Hidup Penulis
A. Bagian Pelengkap
Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul) dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali dijumpai.
Dalam pembuatan
sebuah makalah atau skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan,
penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas
pengarang (nomor induk/registrasi, kelas, nomor absen), nama unit studi (unit
kerja), nama lembaga (jurusan, fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun
penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
- Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
- Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya.
- Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit.
- Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
- Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
- Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya:
UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT
PEMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN PALMERAH JAKARTA BARAT
- Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian
Akhir
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester
Ganjil 2014
Atau
Skripsi ini Diajukan untuk Melengkapi
Ujian Sarjana Komputer pada
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Gunadarma
- Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
ASRI MASRUL
18111647
- Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
- Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2014
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal:
- Komposisi tidak menarik.
- Tidak estetik.
- Hiasan gambar tidak relevan.
- Variasi huruf jenis huruf.
- Kata “ditulis (disusun) oleh.”
- Kata “NIM/NRP.”
- Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
- Kata-kata yang berisi slogan.
- Ungkapan emosional.
- Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan
Bagian ini tidak terlalu penting. Bila
penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas
pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan
biasanya terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim
Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa
dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil muttaqiina imaama.
Amin.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan
persembahan ini, maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman
belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau
juga menyatu dengan halaman judul buku.
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai
pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing,
pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif
sebagai karya ilmiah. Halaman pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan
skripsi, tesis, dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya
(baik non-fiksi maupun fiksi) tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan.
Penyusunan pengesahan ditulis dengan memperhatikan persyaratan formal urutan
dan tata letak unsur-unsur yang harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan
huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap
termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua
program jurusan ditulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan
atas-bawah. Skripsi diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui
oleh pembimbing dan pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika
skripsinya telah diuji di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah
ditanda-tangani oleh semua nama yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama
kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
- Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya.
- Menggunakan titik atau koma pada akhir nama.
- Tulisan melampaui garis tepi.
- Menulis nama tidak lengkap.
- Menggunakan huruf yang tidak standar.
- Tidak mencantumkan gelar akademis.
d. Kata Pengantar
Kata pengantar
fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar. Kata pengantar adalah bagian
karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Setiap
karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis, disertasi, makalah, atau
laporan formal ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya
disajikan informasi sebagai berikut:
- Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
- Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah).
- Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga.
- Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang membantu.
- Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda-tangan.
- Harapan penulis atas karangan tersebut.
- Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari
keseluruhan karya ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata
pengantar harus ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi
kata pengantar tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis
dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah
tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang
harus dihindarkan:
- Menguraikan isi karangan.
- Mengungkapkan perasaan berlebihan.
- Menyalahi kaidah bahasa.
- Menunjukkan sikap kurang percaya diri.
- Kurang meyakinkan.
- Kata pengantar terlalu panjang.
- Menulis kata pengantar semacam sambutan.
- Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e. Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap
pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan
menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya
sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor
halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang
bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik
penomoran, penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab.
Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f. Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat
gambar-gambar, maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis
didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor
halaman.
g. Daftar Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis
dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini
menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
B.
Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan
inti dari karangan atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau
buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan
utama pendahuluan adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian
pembaca terhadap masalah yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang
sebenarnya dari uraian itu. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah,
tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan.
Kesuluruhan isi pendahuluan mengantarkan pembaca kepada materi yang akan
dibahas, dianalisis-sintesis, dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua
sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik,
penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing
unsur pendahuluan sebagai berikut:
1) Latar
belakang masalah, menyajikan:
- Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
- Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
- Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
- Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa.....
- Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2) Tujuan
penulisan berisi:
- Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.
- Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
- Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3) Ruang
lingkup masalah berisi:
- Pembatasan masalah yang akan dibahas.
- Rumusan detail masalah yang akan dibahas.
- Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
4) Landasan
teori menyajikan:
- Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi.
- Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5) Sumber
data penulisan berisi:
- Sumber data sekunder dan data primer.
- Kriteria penentuan jumlah data.
- Kriteria penentuan mutu data.
- Kriteria penentuan sample.
- Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6) Metode dan teknik penulisan berisi:
- Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
- Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7)
Sistematika penulisan berisi:
- Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan.
- Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b. Tubuh
Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan
merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini
menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas
(sempurna). Di sinilah terletak segala masalah yang akan
dibahas secara sistematis. Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan
kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1)
Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh
variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data
sekunder (kajian teoretik) maupun data primer. Pembahasan data primer harus
menyertakan pembuktian secara logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji
kebenarannya, contoh-contoh, dan pembuktian lain yang dapat mendukung
ketuntasan pembenaran.
2) Kejelasan uraian/deskripsi:
- Kejelasan konsep:
Konsep
adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara utuh, jelas, dan tuntas
dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari bab ke sub-bab, dari
sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian perlu memperhatikan
kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis, menginterpretasikan
(manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau kesimpulan. Selain
itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam penomoran, penggunaan huruf,
jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan catatan kaki.
- Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur
kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih
baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan
karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan
struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan
makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat paragraf: kesatuan pikiran,
kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti, paralelisme, kata transisi),
dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan adanya penalaran yang logis
(induktif, deduktif, kausal, kronologis, spasial).
- Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan
dengan berbagai cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang
terpenting ke kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang
kejelasan ini perlu didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan
foto-foto. Namun, kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang
harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah):
- Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…,
- Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian
terakhir atau penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting
sebuah karangan ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca
naskah seutuhnya cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain
kesimpulan. Oleh karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin.
Kesimpulan harus dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau
penulis terhadap masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya
dengan dua cara:
- Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
- Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
C. Bagian Pelengkap Penutup
Bagian
pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan
ilmiah.
a.
Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau
catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi)
adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya
yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
- Nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
- Tahun terbit.
- Judul buku: penulisannya bercetak miring.
- Data publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit.
- Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun terbit.Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan lain-lain)
Keterangan:
- Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
- Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
- Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
- Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
- Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
b. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian
pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila
penulis ingin memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau
sesuatu informasi yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran
ini dapat berupa esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain.
Lampiran ini disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam
bentuk lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah
yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad).
Penulisan indeks disertai nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah
tersebut. Indeks berfungsi untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya
dalam pembahasan.
d. Riwayat Hidup Penulis
Buku, skripsi,
tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut
daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup merupakan gambaran kehidupan
penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup meliputi: nama penulis, tempat
tanggal lahir, pendidikan, pengalaman berorganisasi atau pekerjaan, dan
karya-karya yang telah dihasilkan oleh penulis.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar