OUTLINE
Tahapan Penulisan
Ada tiga tahap penulisan, yaitu
prapenulisan, penulisan, dan revisi.
- Tahap pra penulisan meliputi: (a) penentuan topik, (b) pembuatan judul, (c) pencarian/pengumpulan informasi dan bahan, (d) penentuan tujuan tulisan, (e) penyusunan kerangka tulisan (outline)
- Tahap penulisan merupakan tahap ekspresi dan pengembangan gagasan. Pada tahap ini hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah bagaimana Anda dapat mengungkapkannya secara efektif, logis/sistematik dan taat pada ketentuan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Tahap terakhir dalam proses penulisan ialah revisi/editing. Revisi ini pada praktiknya dilakukan juga pada tahap-tahap persiapan dan penulisan
Beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam melakukan peninjauan kembali, yaitu mengenai:
- Relevansi: apakah seluruh tulisan sejalan dengan tujuan?
- Paragraf: apakah sudah memenuhi semua persyaratan
- Pilih kata dan kalimat: apakah cukup baku, komunikatif, informatif, dan tidak menimbulkan salah paham?
- Teknik dan sistematika penulisan: apakah sesuai dengan logika pernyataan maksud?
- Pungtuasi dan ejaan: apakah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku
Outline (Kerangka Karangan)
Daftar isi atau yang biasa disebut dengan
outline adalah garis besar dari sebuah isi buku. Dalam bentuk per judul bab.
Outline dibuat secara runut sesuai dengan apa yang akan dituliskan. Tentu, yang bisa lebih memahami adalah si
penulis itu sendiri. Daftar isi akan dimulai dari pembahasan awal dari sebuah
tema yang akan dikaji.
Manfaat Kerangka Karangan
·
Untuk
menyusun karangan secara teratur.
·
Mempermudah
pembahasan tulisan.
·
Menghindari
isi tulisan keluar dari tujuan awal.
·
Menghindari
penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
·
Memudahkan
penulis mencari materi tambahan.
·
Menjamin
penulis bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
·
Memudahkan
penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis
bisa langsung menyusun tulisannya sesuai butir-butir bahasan yang ada dalam
kerangka karangannya. Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah
karangan. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisi, dan
dipertimbangkan secara menyeluruh.
Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik
·
Pengungkapan
maksudnya harus jelas.
·
Tiap
unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.
·
Pokok-pokok
dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
·
Harus
menggunakan pasangan simbol yang konsisten.
Pola Susunan Kerangka Karangan
a. Alamiah
Suatu urutan unit-unit kerangka karangan
sesuai dengan keadaan nyata di alam. Oleh karena itu, susunan alamiah dibagi
menjadi tiga bagian utama, yaitu :
- Berdasarkan urutan ruang
Topik yang diuraikan berkaitan erat dengan
ruang / tempat : dari kiri ke kanan, dari
timur ke barat, urutan geografis.
2. Berdasarkan
ururtan waktu
Bahan-bahan ditulis berdasar tahap kejadian. Setipa peristiwa hanya menjadi penting dalam hubungannya dengan yang lain.
3. Berdasarkan
urutan topik yang ada
Bagian-bagian diterangkan tanpa memasalahkan mana yang penting. Misal laporan keuangan : pemasukan dan pengeluaran, bagian-bagian dalam sebuah lembaga, dll.
b. Logis
Merupakan unit-unit karangan berurutan
sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Untuk susunan logis, dibagi
berdasarkan :
1. Klimaks-Anti
klimaks.
Anggapan bahwa posisi tertentu dari sebuah
rangkaian merupakan posisi yang paling
penting. Terdiri dari dua :
- Urutan klimaks = yang penting di akhir.
- Urutan antiklimaks = yang penting di awal.
Model ini hanya efektif untuk menguraikan sesuatu
yang berhubungan dengan hirarki
misalnya urutan pemerintahan.
2. Umum-Khusus.
- Umum – khusus : Hal besar diperinci ke hal- hal yang lebih kecil atau
bagian-bagiannya.
Misalnya uraian tentang Indonesia, lalu suku-suku dan kebudayaannya.
- Khusus – Umum : Sebaliknya.
3. Sebab-Akibat
- Sebab ke akibat : masalah utama sebagai sebab, diikuti perincian akan akibat-akibat yang mungkin terjadi.
- Akibat
ke sebab : masalah tertentu sebagai
akibat, diikuti perincian sebab-sebab yang
menimbulkannya.
4. Proses.
Dimulai
dari penyajian masalah sampai penulisan kesimpulan umum atau solusi.
Contoh: Banjir di Jakarta, penyebabnya
dan alternatif penyelesaiannya.
Macam-macam Kerangka Karangan
Berdasarkan sifat rinciannya:
1. Kerangka Karangan Sementara /
Non-formal:
cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a. Topiknya tidak kompleks
b. Akan segera digarap
2. Kerangka Karangan Formal:
terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a. topiknya sangat kompleks
b. topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis , kemudian
pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan
utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal
tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.
Berdasarkan perumusan teksnya:
1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan
Kerangka Topik
Sistem Penomoran pada Kerangka Karangan
Terdapat dua cara, yaitu :
1. Sistem Campuran
Huruf dan Angka.
2. Sistem Angka
Arab (dengan digit).
Sistematika membuat outline :
Judul Tulisan
I. Bab I
a. Keterangan Bab I
b. Keterangan Bab I
II. Bab II
a. Keterangan Bab II
b. Keterangan Bab II
III. Bab III
a. Keterangan Bab III
b. Keterangan Bab III
IV. Bab IV
a. Keterangan Bab IV
b. Keterangan Bab IV
V. Bab V, dst
Contoh dari outline :
Yoghurt
I. Latar Belakang
a. Pengertian Yoghurt
b. Asal-muasal Yoghurt
c. Penemu Yoghurt
II. Konsumsi Pasar
a. Kegunaan Yoghurt
b. Konsumen Yoghurt
III. Materi Penyusun Yoghurt
a. Susu
b. Bibit Yoghurt
IV. Cara Pembuatan Yoghurt
a. Alat pembuat Yoghurt
b. Proses pembuatan Yoghurt
c. Pabrikasi Yoghurt
V. Yoghurt Baik dan Tidak Baik
a. Contoh Yoghurt Baik
b. Contoh Yoghurt Tidak Baik
VI. Dst...
Daftar Pustaka
http://ayahara.abatasa.co.id/post/detail/17370/kerangka-tulisan-outline.html
http://eziekim.wordpress.com/2010/11/14/kerangka-karangan/
http://eziekim.wordpress.com/2010/11/14/kerangka-karangan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar