CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
CINTA MENURUT AJARAN ISLAM
CINTA MENURUT AJARAN ISLAM
Cinta secara bahasa merupakan perasaan suka sekali dan senang sekali. Cinta secara istilah merupakan rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhai Allah.
Hal tersebut telah di jelaskan di dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat ke 24 yang artinya :
“Jika bapa-bapa(pembesar dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara,istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-NYA dan dari berjihad di jalan-NYA, Maka tunggulaah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-NYA, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (Q.S At-Taubah,9:24)
Di dalam islam, Cinta terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu
1. Cinta terhadap Allah SWT
Manusia yang cinta terhadap Allah SWT akan selalu taat kepada-NYA, dengan menjalankan segala perintah-NYA dan menjauhkan segala larangan-NYA. Cinta kepada Allah merupakan cinta seorang hamba kepada Penciptanya, dengan cara mengakui kebesaran dan keesaan-NYA. Cinta terhadap Allah tidak lepas daripada yang disebut sebagai Akhlak, keimanan, dan tauhid.
a. Akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak, yaitu :
1. Perbuatan yang baik atau buruk.
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk
Akhlak terbagi menjadi 2 jenis :
1. Akhlak Terpuji ( Akhlak Mahmudah )
Akhlak terpuji meliputi :
1. Jujur (Ash-Shidqu)
2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)
3. Malu (Al-Haya')
4. Rendah hati (At-Tawadlu')
5. Murah hati (Al-Hilmu)
6. Sabar (Ash-Shobr)
2. Akhlak Tercela ( Akhlak Mazmumah )
Akhlak tercela meliputi :
1. Sombong
2. Dusta
3. Khianat
4. Kikir
3. Dzalim
6. Bergunjing
b. Keimanan
Kata keimanan berasal dari kata iman yang artinya percaya atau yakin. Iman adalah pembenaran dengan hati, perkataan dengan lisan dan pengamalan dengan anggota tubuh dan amal perbuatan nerupakan bagian dari iman.
c. Tauhid
Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
2. Cinta terhadap Lingkungan Hidup
Cinta terhadap Lingkungan berarti memelihara, menjaga dengan cara melestarikannya serta tidak merusaknya. Karena apabila lingkungan hidup kita rusak, maka dampaknya akan kembali kepada kita sendiri. Contoh banjir. Banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak mencintai lingkungan. Andaikan manusia mencintai lingkungan, maka tidak akan terjadi yang namanya banjir. Banjir memberikan dampaknya terhadap kehidupan manusia, seperti mewabahnya sarang penyakit, dan lain sebagainya.
Islam mengajarkan umatnya mengasihi semua binatang dan melarang umatnya untuk menyiksa binatang. Karena binatang adalah makhluk ciptaan Allah. Tidak membunuh mereka untuk kesenangan, dan tentu saja tidak boleh melukai dan menyiksanya. Karena binatang merupakan salah satu sumber makanan manusia. Kita sebagai manusia harus menghormati mereka dengan berdoa dan tidak membunuh mereka lebih dari yang kita makan
3. Cinta terhadap sesama Manusia
Di dalam ajaran islam, cinta sesama manusia tidak lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya. Karena dalam ajaran islam, cinta terhadap Allah juga berarti cinta terhadap sesama manusia sebagai ciptaan-NYA. Karena hal ini berkaitan dengan yang namanya akhlak. Cinta terhadap sesama Manusia tidak boleh melebihi cinta kita kepada Allah SWT.
Cinta terhadap sesama Manusia terwujud di dalam Al-Qur’an Surat Al- Hujurat ayat 13 yang artinya :
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa di sisi Allah. “ (Q.S Al-Hujurat :13)
OPINI
Cinta dalam konteks ajaran agama islam adalah mencintai sesuatu dengan tidak melebihi rasa cinta kepada Allah SWT. Cinta kepada Allah SWT dapat diwujudkan dengan TAAT ( menjalankan segala perintah-NYA serta menjauhkan segala larangan-NYA ). Cinta kepada Allah SWT dapat pula di wujudkan dengan mencintai makhluk-makhluk-NYA, dengan cara menjaga, memeliharanya, serta melestarikan-NYA.
SUMBER
http://kolom.blogdetik.com/arti-cinta-menurut-islam/
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak
http://rumahislam.com/aqidah/34-ttg-aqidah/523-iman-adalah-perkataan-dan-perbuatan.html
http://muslim.or.id/aqidah/makna-tauhid.html